Bab 181
Bab 181
Bab 181
Orang dari Keluarga Gandhi melakukan hal–hal tercela seperti ini membuat Firman benar–benar tidak bisa membuka mulutnya.
“Apakah kamu masih punya muka untuk bertanya padaku apa yang terjadi? Lihat saja sendiri!”
Wajah Firman pucat, dan dia melemparkan setumpuk dokumen tebal dan foto kepada Diana.
Diana merasakan sakit di tubuhnya dan membungkuk untuk mengambil dokumen di atas lantai, ketika dia melirik isi dokumen itu, wajah kecilnya tiba–tiba menjadi pucat.
Ini jelas...
Merupakan bukti kejahatannya.
Untuk melindungi dirinya sendiri, Diana menggunakan banyak metode anti–pengintaian sebelumnya, tetapi dia tidak pernah menyangka seluruh proses dia membeli pembunuh bayaran akan dikupas dengan tuntas.
Pada saat ini, tidak peduli bagaimana dia berdebat dan menjelaskan, itu tidak akan ada gunanya.
Diana sangat bingung sehingga dia langsung berlutut di depan Firman dan Jonas, lalu memohon belas kasihan : “Ayah, saya bersalah,saya dibutakan oleh kepentinganku sendiri, tolong maafkan saya sekali ini saja!”
“Gampang sekali bicaramu! Ide jahatmu adalah untuk menyewa pembunuh bayaran? Apa kamu menganggapku sebagai ayah mertuamu saat melakukan itu!”
Firman marah dan memukul Diana dengan kruknya.
Diana merasa kruk Firman mematahkan tulangnya, tapi dia tidak berani mengeluarkan suara, dan air matanya terus mengalir.
Dia harus mencari perlindungan dari Firman.
Jika tidak, kemakmuran dan kekayaannya selama sisa hidupnya akan benar benar hancur oleh kejadian kali ini.
“Ayah, maka saya, saya benar–benar tahu saya salah.” Diana mulai bersujud dengan putus asa, “Saya harap Anda bisa memandangku sebagai menantu Keluarga Gandhiclan memakan saya kali ini, saya berjanji saya akan menghabiskan seluruh hidupku untuk menebus dosa ini!”
Tuan Firman memandang Diana yang sedang bersujud di depannya, dia membenci tapi tidak tega,
Bagaimanapun...
Diana adalalı menantu perempuan yang dinikahi secara sah dan resmi oleh Keluarga Gandhi.
Wilson merasakan ketidakberdayaan Firman, dan berkata dengan dingin, “Karena wanita ini iclah mengakui kejahatannya, maka saya akan membawanya pergi.”
Dua pria yang mengikuti Wilson meraih bahu Diana dan membawanya keluar dari ruang tamu seperti ayam yang lemah.
“Siapa kamu? Mengapa kamu menangkapku?” NôvelD(ram)a.ôrg owns this content.
“Ayah, saya adalah menantumu! Ayah harus menyelamatkanku!”
“Kamu tidak bisa melakukan ini padaku! Saya adalah Nyonya Ketiga dari Keluarga Gandhi!”
Tuan firman mengepalkan kruk kepala naga dengan erat di telapak tangannya, dan matanya sedikit menyipit: “Pak Wilson, tidak peduli bagaimana pun Anda masih berada di wilayah Keluarga Gandhi. Sepertinya perbuatan Anda sedikit keterlaluan bukan?”
Mata Wilson perlahan melewati wajah Firman dan Jonas, matanya berkedip sedikit tajam.
“Non Samara adalah wanita Tuan Asta kami, hanya meminta Diana dan tidak mengejar Watson serta seluruh keluarga Gandhi sudah merupakan
kebaikan dari Tuan Asta.”
Saat mendengar perkataan itu.
Jonas mengernyitkan keningnya : “Katakan dengan jelas! Sejak kapan Samara menjadi wanitanya Asta?”
Meski Wilson hanyalah asisten Asta,tapi dia juga memiliki aura yang tidak bisa dianggap remeh.
“Itu adalah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada Nona Samara dan Tuan Asta kami.” Wilson bertanya dengan acuh tak acuh, “Tapi ada yang ingin kutanyakan, saat Tuan kami melakukan segalanya untuk menemukan keberadaan Nona Samara, Tuan Jonas, apa yang sedang kamu lakukan?”
Mendengar ini, Jonas merasa ada tulang ikan yang tersangkut di tenggorokannya, dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
“Saya pamit.”
Tuan Firman sudah tahu kalau Samara bukanlah orang biasa, tapi dia tidak menyangka kalau Samara adalah wanitanya Asta.
Dia melirik Jonas yang berada disampingnya, dan mengetahuinya.
Di Kota Metro ini, cucunya bisa terbilang merupakan bibit langka, tapi kalau dibandingkan dengan Asta, perbedaannya bagaikan langit dan bumi.
Dibelakang Kediaman Costan ada sebuah hutan gersang.
Hanya saja hutan itu sedikit jauh dari Kediaman Costan, dan saat tidak ada hal khusus, tidak ada orang yang akan kesana.
Wilson mengurung Diana disebuah ruangan misterius yang ada didalam hutan itu,
“Jangan bunuh saya, jangan bunuh saya!” Rambut Diana menjadi kacau, seperti digigit oleh tikus,
Wilson membuka sebuah pintu besi, dan memasukkan Diana kedalam ruangan yang berisi air
“Kumohon....” Diana mulai merasa takut dan mulai memegang pagar besi dengan erat, dia menangis histeris, “Saya salah! Saya minta maaf! Kumohon lepaskan saya!”